Mega dan Bagaskara
Mega memang tak
terlalu suka kepadaku
Wajahnya yang culas selalu saja memperhatikan ke mana
saja ku melangkah
Aku tidak habis pikir kenapa dia bisa sebegitu benci
kepadaku
Ah...sudah muak aku melihat wajahnya
Apa belum cukup dia melihatku dengan congaknya,
Ketika aku sedang mengais tumpukan sampah demi daging
di tubuhku?
Ironi
memang, di tanah gemah ripah loh jinawi ini
Aku
hanya pernah satu kali bertemu Bagaskara
Saat
semuanya masih utuh di bawah satu atap, sekarang
Ke
mana pun aku pergi selalu saja Mega yang mengikuti
Apakah
Bagaskara mengujiku untuk lebih keras berjuang mencarinya?
Entahlah...
Sudah lama sekali aku tak melihatnya tersenyum
Senyumnya adalah perwakilan senyumku
Lalu harus mengandalkan siapa lagi agar aku bisa
tersenyum seperti dulu?
Sejauh ini aku masih berharap, aku masih rajin sholat!
Bagiku ini tak terlihat seperti Mega atau Bagaskara
Tapi lebih terlihat tentang bagaimana kita menyikapi
hidup
Oleh
:
Aditya
Putra P
puisi ini gabisa diungkapin pake kata-kata deh, bingung mujinya :p
BalasHapushaha dasar, yaudah deh intinya menurut aku sih bagus :p
Hapushaha emang bagus kok, saking bagusnya ittulooh yang gabisa diungkapin pake kata kata :D
BalasHapushaha ya alhamdulillah deh kalo menurut kamu emang begitu sih
BalasHapushaha sampe takut nih bacanya :p
BalasHapus