Senin, 15 Juli 2013

Mega dan Bagaskara (Puisi by Aditya Putra)

5 comments



         Mega dan Bagaskara


 Mega memang tak terlalu suka kepadaku
Wajahnya yang culas selalu saja memperhatikan ke mana saja ku melangkah
Aku tidak habis pikir kenapa dia bisa sebegitu benci kepadaku
Ah...sudah muak aku melihat wajahnya
Apa belum cukup dia melihatku dengan congaknya,
Ketika aku sedang mengais tumpukan sampah demi daging di tubuhku?

            Ironi memang, di tanah gemah ripah loh jinawi ini
            Aku hanya pernah  satu kali bertemu Bagaskara
            Saat semuanya masih utuh di bawah satu atap, sekarang
            Ke mana pun aku pergi selalu saja Mega yang mengikuti
            Apakah Bagaskara mengujiku untuk lebih keras berjuang mencarinya?
            Entahlah...

Sudah lama sekali aku tak melihatnya tersenyum
Senyumnya adalah perwakilan senyumku
Lalu harus mengandalkan siapa lagi agar aku bisa tersenyum seperti dulu?
Sejauh ini aku masih berharap, aku masih rajin sholat!
Bagiku ini tak terlihat seperti Mega atau Bagaskara
Tapi lebih terlihat tentang bagaimana kita menyikapi hidup


                                                                                                     Oleh :
                                                                                                     Aditya Putra P

5 komentar:

  1. puisi ini gabisa diungkapin pake kata-kata deh, bingung mujinya :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha dasar, yaudah deh intinya menurut aku sih bagus :p

      Hapus
  2. haha emang bagus kok, saking bagusnya ittulooh yang gabisa diungkapin pake kata kata :D

    BalasHapus
  3. haha ya alhamdulillah deh kalo menurut kamu emang begitu sih

    BalasHapus